BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah
usaha sadar untuk menumbuh-kembangkan potensi sumber daya manusia melalui kegiatan
pengajaran. Untuk melaksanakan profesinya tenaga pendidik khususnya guru sangat
memerlukan aneka ragam pengetahuan dan keterampilan keguruan yang memadai,
dalam arti sesuai dengan tuntutan zaman dan kemajuan sains dan teknologi.
Dalam bahasa Arab, pendidikan disebut “tarbiyah” berarti proses
persiapan dan pengasuhan manusia pada fase-fase awal kehidupannya yakni pada
tahap perkembangan masa bayi dan kanak-kanak (Jalal, 1988). Muhibbib Syah,
2010: 32)
Pelaksanaan pendidikan yang biasa dilakukan disekolah merupakan proses
pendidikan yang berjenjang dan berkesinambungan. Pendidikan sekolah merupakan
pendidikan yang dilaksanakan dalam bentuk kegiatan pembelajaran. Kegiatan
pembelajaran adalah suatu interaksi antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan dalam pembelajaran. Tujuan yang ingin dicapai dari
interaksi itu pada dasarnya adalah bertambahnya pengalaman siswa baik teori
maupun praktek dan perubahan tingkah laku siswa. Oleh karena itu, peran guru
sebagai pengajar dalam upaya menjadikan anak sebagai generasi penerus bangsa
dan umat di setiap agama masing-masing tidak dapat diganti perannya oleh alat
canggih apapun karena secara psikologis pengaruh guru ketika mengajar
memberikan nilai tersendiri bagi perkembangan bakat atau potensi anak didik itu
sendiri.
Usaha peningkatan pendidikan dan pembelajaran yang dapat dilakukan guru
sebagai agen perubahahn melalui kegiatan pembenahan kinerja guru dengan wadah
pembinaan kelembagaan, kurikulum, ketenagaan, sarana dan prasarana serta
perubahan sistem lainnya. Kenyataan menunjukkan bahwa tingkat kemajuan sekolah
sangat ditentukan oleh sejauh mana tingkat kinerja guru di sekolah.
Keberhasilah sekolah ditunjukkan dengan kinerja guru dalam proses pembelajaran.
Oleh sebab itu, guru harus memahami dan mengembangkan keterampilan dalam
melaksanakan kemajuan. Salah satunya adalah seorang guru harus mampu mengatasi kejenuhan
dalam proses belajar mengajar.
Pelayanan pendidikan bagi anak yang mengalami kejenuhan belajar yang tidak
didasarkan atas landasan teoritik yang dapat di andalkan mengkin bukan hanya
tidak efektif dan efesien untuk mencapai tujuan tetapi juga menimbulkan
kerugian bagi anak. Sebagai contoh, semua guru mengetahui bahwa motivasi dapat
meningkatkan prestasi belajar anak. Tetapi tidak banyak guru yang mengetahui
bagaimana membangkitkan motivasi belajar anak. Oleh karena itu, guru perlu
memilki pengetahuan teoritik yang dapat digunakan sebagai bekal dalam
menciptakan strategi pembelajaran yang tidak hanya efektif untuk mencapai
tujuan pembelajaran tetapi juga efektif untuk membangun kepribadian yang sehat
pada anak.
Kejenuhan dalam belajar merupakan suatu bentuk kesulitan
yang terkadang diabaikan oleh guru. Gejala-gejala yang sering dialami adalah
timbulnya rasa malas, lesu dan tidak bergairah untuk belajar. Kejenuhan belajar
juga dapat menghilangkan rasa kecenderungan, misalnya siswa yang pada mulanya
sedang belajar dapat menjadi malas belajar karena dihinggapi kejenuhan.
Kejenuhan belajar juga dapat menghilangkan suatu kecenderungan positif.
Mengatasi hal tersebut guru dapat melaksanakan dengan cara menerapkan metode
mengajar yang sesuai, tepat, dan bervariasi. Dengan demikian, dalam
menyampaikan mata pelajaran tertentu haruslah menggunakan metode yang sesuai
dengan materi pembelajaran sehingga dapat menumbuhkan minat atau semangat
belajar siswa.
Guru dalam menyampaikan materi pembelajaran harus
memiliki kreativitas baik dalam persiapan belajar, penerapan metode pengajaran
maupun dalam hubungan sosial guru dengan siswa. Guru harus mempunyai kemampuan
dalam mengenal anak didiknya sehingga lebih mudah dalam menciptakan situasi
belajar yang dapat menumbuhkan minat anak didik secara aktif mengikuti
pelajaran dengan penuh perhatian dan minat belajar yang besar.
Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas guru selain sebagai pendidik,
pembimbing, dan pengarah serta narasumber pengetahuannya juga sebagai motivator
yang bertanggung jawab atas keseluruhan perkembangan kepribadian siswa. Dengan
kata lain, guru sebagai pendidik selain harus mampu menciptakan suatu proses
pembelajaran yang kondusif dan bermakna sesuai metode pembelajaran yang
digunakan juga harus mampu meningkatkan perhatian dan minat serta motivasi
belajar siswa mengikuti pelajaran dan membantu siswa dalam menggunakan berbagai
kesempatan belajar, sumber dan media belajar dalam mencapai tujuan pembelajaran
yang telah dirumuskan.
Mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam dalam Garis-garis Besar
Program Pengajaran (GBPP) SLTP dan SMU Kurikulum tahun 1994, dinyatakan bahwa yang dimaksud
dengan pendidikan agama Islam ialah “usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik
dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan dengan memperhatikan tuntunan
untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam
masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.
Pendidikan agama mengembangkan
kemampuan siswa untuk memperteguh iman dan taqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia/berbudi pekerti luhur dan
menghormati penganut lainnya.
Manusia sejak masa azali,
telah dimintai kesaksiannya tentang siapa Tuhan mereka, ketika Nabi Adam a.s
diturunkan ke dunia, beliau membawa serta akidah ketauhidan itu. Akidah tauhid
itu beliau ajarkan kepada anak cucunya sampai turun temurun. Ketiak Nabi Adam
wafat, di antara cucu-cucu beliau terdapat beberapa orang yang menyimpang dari
akidah ini karena godaan setan. Dari penyimpangan akidah inilah kelak lahir
kepercayaan-kepercayaan yang sesat dan menyimpang dari agama yang benar.
Pendidikan
aqidah merupakan asas kepada
pembinaan Islam pada diri seseorang. Ia merupakan inti kepada amalan Islam
seseorang. Seseorang yang tidak memiliki aqidah
menyebabkan amalannya tidak mendapat ganjaran
oleh Allah swt. Ayat-ayat yang terawal yang diturunkan oleh Allah swt kepada
Nabi Muhammad saw di Makkah menjurus kepada pembinaan akidah. Dengan asas
pendidikan dan penghayatan akidah yang kuat dan jelas maka Nabi Muhammad saw
telah berjaya melahirkan sahabat-sahabat yang mempunyai daya tahan yang kental
dalam mempertahan dan mengembangkan Islam ke seluruh dunia. Bilal bin Rabah
tidak beranjak imannya walaupun disiksa
dan ditindih dengan batu besar di tengah padang pasir yang panas terik.
Demikian juga keluarga Amar bin Yasir tetap teguh iman mereka walau berhadapan
dengan ancaman maut. Dari sini kita nampak dengan jelas bahwa pendidikan aqidah amat penting dalam jiwa
setiap insan muslim agar mereka dapat mempertahan iman dan agama Islam
lebih-lebih lagi di zaman globalisasi yang penuh dengan rintangan dalam segenap penjuru terutamanya
internet dan teknologi yang
berkembang dengan begitu pesat sekali.
Anjuran mempelajari Aqidah Akhlak sangatlah mutlak bagi orang Islam, karena
dengan mempelajari Aqidah Akhlak akan dapat mengenal Allah dengan baik dan
menjadi insan yang berakhlakul karimah, oleh karenanya juga Aqidah merupakan ilmu
pengetahuan untuk mengenal sang pencipta. Dimana dengan mempelajari Aqidah
Akhlak kita mengetahui bahwa Allah itu Esa. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al-Ikhlas:
1-4.
قُلْ هُوَ اللّهُ أَحَدٌ﴿١﴾اللَّهُ الصَّمَدُ﴿٢﴾لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ﴿٣﴾وَلَمْ
يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ﴿٤﴾ (الاخلاص: ١-٤)
“Katakanlah
bahwa Allah itu Esa(1) Allah adalah
Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.(2) Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,(3) dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia".(4)”
(Al-Ikhlas: 1-4) (Anonim Al Qur’an terjemah, 2000: 485)
Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
termasuk di dalam rumpun mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang mana tujuan
dan fungsi mata pelajaran Aqidah Akhlak tidak jauh berbeda dari mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam.
Peran dan efektifitas pendidikan agama di madrasah
sebagai landasan pengembangan spiritual untuk kesejahteraan masyarakat. Pendidikan Aqidah Akhlak di
Madrasah Aliyah sebagai bagian yang integral dari pendidikan agama, memang
bukan satu-satunya faktor yang menentukan dalam pembentukan watak dan
kepribadian peserta didik.
Rasulallah memberi
petunjuk tentang pendidikan agama kepada anak-anak antara lain berikut:
a. Memerintahkan mengawasi pendidikan anak dengan kalimat
tauhid.
b. Mengenalkan hukum halal dan haram.
c. Menyuruh anak beribadah sejak usia tujuh tahun.
d. Mendidik anak untuk mencintai Rasulallah, ahli bait dan
membaca Al-Qur’an.
Madrasah Aliyah Negeri 3 Kota Jambi merupakan salah satu
sekolah Islam, dimana Madrasah ini termasuk kurikulum pembelajaran antara
pelajaran umum dan agama, salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Madrasah
ini adalah pelajaran Aqidah Akhlak karena pelajaran ini sangatlah penting bagi
siswa untuk memahami ilmu agama.
Umat Islam di berbagai belahan dunia tidak akan bersatu
dan memiliki kalimat yang sama, kecuali dengan berpegang teguh pada akidah
mereka dan mengikuti akidah tersebut. Sebaliknya, mereka tidak akan berselisih
dan berpecah belah melainkan karena kejauhan mereka dari aqidah itu dan
penyimpangan mereka dari jalannya.
Permasalahan yang di hadapi siswa dalam pengajaran Aqidah
Akhlak sangatlah banyak sekali diantaranya: siswa sulit menerima pelajaran dari
apa yang telah disampaikan guru, karena siswa tidak bersungguh-sungguh dalam
mengikuti pelajaran Aqidah Akhlak, sementara guru juga tidak memperhatikan
siswa sehingga banyaknya siswa yang keluar dari kelas dan ada sebahagian
bergurau dalam kelas dan bermain-main dalam kelas.
Mengajar bukan sekedar ceramah dan berdiri di depan
kelas, akan tetapi bagaimana teknik dan strategi guru dalam mengkomunikasikan
materi atau pesan pelajaran. Salah satu kunci keberhasilan pengajaran bilamana
guru memiliki dan menguasai metodologi pengajaran secara baik. Tidak sedikit
kegagalan guru dalam mengajar disebabkan oleh lemahnya metode pengajaran
tersebut.
Berdasarkan pengamatan awal penulis di Madrasah Aliyah
Negeri 3 Kota Jambi saat pembelajaran Aqidah Akhlak berlangsung, penulis
menemukan beberapa masalah dalam proses pembelajaran Aqidah Akhlak diantaranya:
Pertama, saat proses pembelajaran berlangsung kebanyakan siswa keluar
masuk kelas, hal ini karena tidak adanya perhatian guru kepada siswa, sehingga
siswa terlihat kurang memperhatikan pelajaran. Kedua, siswa terlihat
tidak bersemangat dalam mengikuti pelajaran di dalam kelas padahal guru masih
menyampaikan materi pelajaran. Hal ini dikarenakan siswa telah belajar sejak
pagi (jam 07.15 WIB hingga 13.35 WIB) sedangkan mata pelajaran ini diajarkan
pada jam terakhir. Ketiga, guru mengajar menggunakan metode yang hanya
bersifat monoton atau hanya perpatokan pada metode-metode tertentu saja seperti
ceramah dan tanya jawab. Dengan situasi-situasi ini bisa mengarahkan pada
kejenuhan belajar siswa saat belajar.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dalam bentuk skripsi yang berjudul:
Strategi Guru Aqidah Akhlak Dalam Mengatasi Kejenuhan Belajar Siswa di Madrasah
Aliyah Negeri 3 Kota Jambi.
B. Batasan Masalah
Untuk mempermudah penulis dalam menulis karya ilmiah ini,
maka penulis membatasi pokok masalah penelitian yaitu tentang kejenuhan siswa
dalam belajar Aqidah Akhlak di Madrasah Aliyah Negeri 3 Kota Jambi. Adapun
subjek dalam penelitian ini maka penulis mengambil siswa-siswi kelas XI IPS1 di
Madrasah Aliyah Negeri 3 Kota Jambi karena di kelas ini paling banyak siswa
yang mengalami kejenuhan saat proses pembelajaran.
C. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang telah
dikemukakan, dapat ditegaskan bahwa yang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1.
Bagaimana proses
pembelajaran pada bidang studi Aqidah Akhlak di Madrasah Aliyah Negeri 3 Kota
Jambi?
2.
Apa faktor yang
menyebabkan kejenuhan belajar siswa pada bidang studi Aqidah Akhlak di Madrasah
Aliyah Negeri 3 Kota Jambi?
3.
Apa strategi guru dalam
mengatasi kejenuhan belajar siswa pada bidang studi Aqidah Akhlak di Madrasah
Aliyah Negeri 3 Kota Jambi?
D. Tujuan dan Kegunaan Penilitian
1. Tujuan Penelitian
a.
Ingin mengetahui proses
pembelajaran pada bidang studi Aqidah Akhlak di Madrasah Aliyah Negeri 3 Kota
Jambi.
b. Ingin mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kejenuhan
belajar siswa pada bidang studi Aqidah Akhlak di Madrasah Aliyah Negeri 3 Kota
Jambi.
c. Ingin mengetahui strategi guru dalam mengatasi kejenuhan
belajar siswa pada bidang studi Aqidah Akhlak di Madrasah Aliyah Negeri 3 Kota
Jambi.
2. Kegunaan Penelitian
a. Sebagai sumbangan pemikiran penulis bagi Madrasah Aliyah
Negeri 3 Kota Jambi mengenai kejenuhan belajar siswa pada bidang studi Aqidah
Akhlak.
b. Untuk memperdalam ilmu pengetahuan keguruan yang telah
penulis terima dari Fakultas Ilmu Tabiyah dan Keguruan IAIN STS Jambi.
c. Sabagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan
program sarjana Strata Satu (S1) dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan IAIN STS Jambi.
0 Response to "BAB I SKRIPSI"
Post a Comment